Minggu, 28 April 2013

Pemeriksaan Urine


BAB I
PENDAHULUAN
A.     MAKSUD PRAKTIKUM
Untukmengetahuikondisiginjaldenganmelakukanpemeriksaanfisikurin, sedimenurin(mikroskopik) sertazat organic dalamurin.
B.     TUJUAN PRAKTIKUM
Untukmenentukandanmengetahuikondisiginjaldenganmelakukanpemeriksaanfisikaurinmeliputi pH,warna, bobotjenis, dansedimenurin (mikroskopik) sertapemeriksaanzat organic yaitukadarglukosadarah.
C.     PRINSIP PRAKTIKUM
Mahasiswadapatmengetahuidanmemahamibagaimanacarapemeriksaandanmenentukankondisikadarkandungandalamurinsaat normal dansaattidak normal, sehinggadapatdiketahuiadanyagangguanfungsi organ atautidak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.   DESKRIPSI DATA KLINIK
Pembentukan urine mellibatkan tiga proses utama yaitu filtrasi glomerolus yang berlangsung di korpuskulum renalis, proses kedua dan ketiga adalah reabsorbsi tubulus dan sekresi tubular yang berlangsung ditubulus renalis( Leon, 2005 ).
Proses diuresis dimulai dengan mengalirnya darah ke dalam glomeruli yang terletak di bagian luar ginjal. Dinding glomeruli inilah yang bekerja sebagai saringan halus yang secara pasif dapat dilintasi air, garam dan glukosa. Ultrafiltrat yang diperoleh dari filtrasi dan mengandung banyak air serta elektrolit ditampung di wadah, yang mengelilingi setiap glomelurus (kapsul bowman) dan kemudian di salurkan di pipa kecil. Tubuli ini terdiri dari bagian proksimal dan distal, yang letaknnya masing – masing dekat dan jauh dari glomelurus, kedua bagian ini dihubungi oleh sebuah lengkungan (Henle’s loop). Akhirnya filtrat dari semua tubuli ditamoung di suatu saluran pengumpul (ductus colligens), dimana terutama berlangsung penyerapan air kembali. Filtrat – akhir di salurkan ke kandung kemih dan ditimbun di sini sebagai urin (Tjay, 2008)
Sistem urinaria ( ginjal ) terdiri dari organ – organ yang memproduksi urine dan mengeluarkannya dari tubuh. Sistem ini merupakan salah satu sistem utama untuk mempertahankan homeostatis (Ethel, 2004).
Karakteristik urin (Ethel, 2004) :
A.   Komposisi.
Urin terdiri dari 95 % air dan mengandung zat terlarut berikut :
1.  Zat buangan nitrogen meliputi urea dari deaminasi protein, asam urat dari katabolisme asam nukleat, dan kreatinin dari proses penguraian kreatin fosfat dalam jaringan otot.
2.  Asam hipurat adalah produk sampingan pencernaan sayuran dan buah.
3.  Badan keton yang dihasilkan dalam metabolisme lemak adalah konstituen normal dalam jumlah kecil.
4.  Elektrolit meliputi ion natrium, klor, kalium, amnium, sulfat, fosfat, kalsium dan megnesium.
5.  Hormon atau katabolit hormon ada secara normal dalam urin
6.  Berbagai jenis toksin atau zat kimia asing, pigmen,vitamin, atau enzim secara normal ditemukan dalam jumlah kecil.
7.  Konstituen abnormal meliputi albumin, glukosa, sel darah merah, sejumlah besar badan keton, zat kapur (terbentuk saat zat mengeras dalam tubulus dan dikeluarkan), dan batu ginjal atau kalkuli.
B.     Sifat fisik
1.  Warna. Urine encer berwarna kuning pucat, dan kuning pekat jika kental. Urine segar biasanya jernih dan menjadi keruh jika didiamkan.
2.  Bau. Urine memiliki bau yang khas dan cenderung berbau amonia jika didiamkan. Bau ini dapat bervariasi sesuai dengan diet, misalnya setelah makan aspargus. Pada diabetes yang tidak terkontrol,aseton menghasilkan bau manis pada urine.
3.  Asiditas atau alkalinitas. pH urine bervariasi antara 4,8 samapi 7,5 dan biasanya sekitar 6,0 tetapi juga bergantung diet. Ingesti makanan yang berprotein tinggi akan meningkatkan asiditas, sementara diet sayuran meningkatkan alkalinitas.
4.  Berat jenis urine berkisar antara 1,001 sampai 1,035 bergantung pada konsentrasi urin.
C.   NILAI RUJUKAN DATA KLINIS
1.    Pemeriksaan Bobot Jenis Urin (Lefever ,1997)
·         Dewasa                          : 1,005 - 1,030 gram/ml
·         Bayi baru lahir              : 1,001 – 1,020 gram/ml
·         Anak                               : 1,005 – 1,030 gram/ml
`      2. Pemeriksaan pH
·         Dewasa                          : 4,5 – 8,0
·         Bayi baru lahir              : 5,0 – 7,0
·         Anak                               : 4,5 – 8,0
        3. Pemeriksaan Glukosa pada Urin (Sutedjo.2008)
·            Negatif (-)           : tidak ada perubahan warna, tetap biru sedikit kehijauan (tidak ada glukosa).
·            Positif 1 (+)        : warna hijau kekuningan dan keruh (terdapat 0,5 – 1% glukosa).
·            Positif 2 (++)      :  warna kuning keruh (terdapat 1 – 1,5% glukosa).
·            Positif 3 (+++)    : warna jingga, seperti lumpur keruh (2 -3,5% glukosa).
·            Positif 4 (++++)  : merah keruh (> 3,5% glukosa).
D.   INTERPRETASI DATA KLINIS
1.    Pemeriksaan Mikroskopik (Lefever ,1997)
a.    Penurunan Kadar
                 Penyakit-penyakit ginjal (glomerulonefritis, obstruksi perkemihan, uremia), ekslampsia, toksisitas timah hitam.
b.    Peningkatan Kadar
                 Gout, leukemia dengan diet tinggi purin, gangguan neurologi, penyakit manic depresif, ulseratif colitis.
2.    Pemeriksaan Bobot jenis Urin (Lefever ,1997)
-       Berat Jenis < 1,005      : Diabetes insipidus, banyak minum, kelebihan cairan, penyakit ginjal,kekurangan dan kelebihan kalium; berat jenis.
-       Berat jenis > 1,026       :   kurang minum, diabetes militus, muntah, diare, dehidrasi, penggunaanzat kontras pada sinar x.
3.    Pemeriksaan pH urin (Lefever ,1997)
-       < 4,5        : asidosis metabolic, asidosis respiratorik, diare berat, diet tinggi protein hewani.
-       > 8,0        : Bakteriuria, infeksi saluran kencing.
4.    Pemeriksaan Glukosa Urin (Lefever ,1997)
>15 mg/dL atau +4 ; diabetes militus, gangguan system saraf pusat (stroke), sindrom Cushing’s, anesthesia, infuse glukosa, stress berat, infeksi.

5. Pemeriksaan Organoleptik (Lefever, 1997)
     - Warna          :
        a. Tidak Berwarna atau pucat                 ; banyak minum, diabetes insipidus, GGK, minum alcohol.
        b. Merah atau merah kecoklatan ; hemoglobinuria, porfirin, kontaminasi dengan menstruasi.
        c. Jingga tua                                              ; pembatasan masukan cairan, urin pekat, urobilin,panas.
        d. Biru atau hijau ; toksemia Pseudomonas
        e. Coklat atau hitam ; keracunan lisol, melanin, bilirubin, metemoglobin, porfirin.
- Bau  :
a. Amonia ; pecahan urea oleh bakteri
b. Busuk atau tengik ; Bakteria (infeksi saluran kencing)
c. Mousey ; fenilketonuria
d. Manis atau berbau buah ; asidosis diabetic, kelaparan.
E. OBAT-OBAT DAN MAKANAN YANG BERPENGARUH
1. Pemeriksaan Organoleptik
No.
WarnaUrin
Obat atau Makanan yang Berpengaruh
1.
Merah
- Karena zat makanan tertentu, missal Biet, senna, Robarber dan pewarna makanan.
- obat ; Azogantrisin, Fenitoin (Dilantin), kaskara, klorpromazin (Therozin), dokusat kalsium dan fenolftalein (Doxidan)
2.
Jingga
- Karena obat-obat ; antiseptic saluran kencing, Pyridium dan obat Fenothiazin
3.
Kuning
- Banyak makan wortel
- Obat Fenacetin, Kaskara, Nitrofurantoin
4.
Hijau
Obat preparat vitamin dan obat Psikoaktif
5.
Biru
Obat Diuretika tertentu
6.
Coklat
Obat-obat Nitrofurantoin, Levodopa
7.
Hitam/hampir hitam
Obat Levodopa, Kaskara, senyawa besi dan fenol.
2. Pemeriksaan pH Urin
No.
pH
Obat atau Makanan yang Berpengaruh
1.
< 4,5
Amonium klorida, asam mandelik
2.
> 8,0
Antibiotik (neomisin, Kanamisin), Sulfonamid, Natrium karbonat, Asetazolamid (Diamox), Kalium sitrat

3. Pemeriksaan Glukosa Urin
No.
Nilai Rujukan
Obat atau Makanan yang Berpengaruh
1.
> 15 mg/dL atau +4
Asam askorbat, aspirin, sefalosporin dan epinefrin

F.    FISIOLOGIS
Mekanisme pembentukan urin yaitu dimulai dari mengalirnya darah kedalam glomerulus yang terletak dibagian luar ginjal (cortex).Dinding glomerulus ini yang bekerja sebagai saringan halus yang secara pasif dapat dilintasi air,garam-garam dan glukosa. Ultra filtrat yang diperoleh dari filtrasi dan berisi banyak air serta elektrolit akan ditampung diwadah yang mengelilingi setiap glomerulus seperti kapsul Bowman dan kemudian disalurkan ke pipa kecil (tobuli). Tobuli ini terdiri dari bagian proksimal (terjadi reabsorbsi garam Na,air,glukosa dan ureun) dan distal,yang letaknya masing-masing dekat dan jauh dari glomerulus,kedua bagian ini dihubungkan oleh sebuah lengkungan (Hellens loop). Disini terjadi penarikan kembali secara aktif air dan komponen yang sangat penting bagi tubuh,seperti glukosa dan garam-garam antara lain ion Na+. Zat-zat ini dikembalikan pada darah melalui kapiler yang mengelilingi tubuli. Sisaya yang tak berguna seperti ampas perombakan metabolism protein (ureum) untuk sebagian besar tidak diserap kembali. Sebelum kesaluran pengumpul ditubulus distal terjadi reabsorbsi aktif Na tanpa air dan ion Na ditukar dengan ion K+ atau NH4+. Dan akhirnya filtrate dari semua tubuli ditampung disuatu saluran pengumpul,dimana terutam berlangsung penyerap air kembali.Filtrat disalurkan ke kandung kemih dan ditimbun sebagai urin (Tjay Tan ; 2000).
Pada dinding posterior abdomen di belakang peritoneum pada kedua sisi vertebra thorakalis ke 12 sampai vertebra lumbalis ke 3, bentuk ginjal seperti biji kacang jumlahnya ada dua buah kiri dan kanan. Ginjal kiri lebih besar dari ginjal kanan dan pada umunya ginjal laki-laki lebih panjang dari ginjal wanita. Setiap ginjal memiliki panjang sekitar 12 cm, lebar 7 cm, dan tebal maksimun 2,5 cm yang terletak pada dindng posterior abdomen, terutama didaerah lumbal, disebelah kanan dan kiri tulang belakang, dibungkus oleh jaringan lemak pernefrik yang tebal di belakang (luar rongga) peritoneum  (Khidri : 2004).
Berkemih merupakan proses pengosongan vasika urinaria (kandung kemih). Vasika urinaria dapat menimbulkan rangsangan saraf bila urinaria berisi kurang lebih 250- 450 cc (pada oranf dewasa) dan 200-250 cc (pada anak-anak). Mekanisme berkemih terjadi karena vesika urinaria berisi urine yang dapat menimbulkan rangsangan pada saraf-saraf di dinding vesika urinaria. Kemudian rangsangan tersebut diteruskan melalui medulla spinalis ke pusat pengontrol berkemih yang terdapat di korteks serebral. Selanjutnya, otak memberikan implus atau rangsangan melalui medulla spinalis ke neuromotoris di daerah sacral, kemudian terjadi koneksasi otot detrusor dan relaksasi otot spincter internal. Urine dilepaskan dari vesika urinaria, tetapi masih tertahan spincter eksternal. Jika waktu dan tepat memungkinkan dikeluarkan (berkemih) (Uliyah ; 2008).
Urin memiliki berat jenis 1,005-1,030 dan biasanya asam. Volume dan konsentrasi akhir urea dan zat terlarut bergantung pada asupan cairan. Tidur dan aktivitas otot juga menghambat produksi urine. Warna kuning gading disebabkan oleh urobilin, yaitu pigmen empedu. Urin memiliki bau khas, yang bila segar tidak terlalu berbau. Bau atau kekeruhan biasanya menunjukan infeksi (Coad ; 2006).
Kejernihan. Normalnya jernih karena hanya mengandung sedikit komponen urin. Bila agak keruh (bahkan keruh), berarti komponen yang ada lebih dari normal. Bisa mengandung satu jenis komponen atau lebih. Untuk mengetahuinya menggunakan bantuan mikroskop. Nanti kelihatan komponennya, antara lain sel epitel, Sel darah merah, sel darah putih, kristal-kristal, jamur, bakteri dll (Uliyah ; 2008).
Air kemih terdiri dari kira-kira 95% air. Zat-zat sisa nitrogen dari hasil metabolisme protein, asam urea, amoniak, dan kreatinnin. Flektrolit, natrium, kalsium, NH3, bikorbonat, fosfat dan sulfat. Taksin, Hormone. Rata-rata dalam satu hari 1-2 liter, tetapi berbeda-beda sesuai dengan jumlah cairan yang masuk. Warnanya bening oranye tanpa ada endapan. Baunya tajam. Reaksinya sedikit asam terhadap lekmus dengan pH rata-rata 6. (Wirawan ; 2010).
Volume urin yang dihasilkan setiap hari bervariasi dari 600 ml sampai 2.500 ml lebih. Jika volume urin tinggi, zat buangnya diekresikan dalam larutan encer, Hipotonik (hipoosmotik) terhaadap plasma. Berat jenis urin mendekati berat jenis air (sekitar 1.003). Jika tubuh perlu menahan air, maka urin yang dihasilkan kental seingga volume urin yang sedikit tetap mengandung jumlah zat buangan yang sama yang harus dikeluarkan. Konsentrasi zat terlarut lebih besar, urin hipotonik (hipoosmotik) terhadap plasma jika berat jenis urin lebih tinggi di atas (1.030) (Ethel ; 2003).
Komposisi Urin terdiri dari 95% air dan mengandung zat berlarut sebagai berikut zat buangan nitrogen meliputi urea dari deaminasi protein, asam urat dari metabolism asam nukleat, dan keratin dari proses penguraian keratin fosfat dalam jaringan otot. Asam hipurat adalah produk sampingan pencernaan sayuran dan buah. Badan keton yang di hasilkan dalam metabolisme lemak adalah konstituen normal dalam jumlah kecil. Elektrolit meliputi ion atrium, klor, kalium, amonium, sulfat, fosfat, kalsium, dan magnesium.  Hormone atau metabolism hormone ada secara normal dalam urine. Sebagai jenis taksin atau zat kimia asing, pigmen, vitamin, atau enzim,secara normal ditemukan dalam jumlah kecil.
Konstituen abnormal meliputi albumin, glukosa, sel darah merah, sejumlah besar badan keton, zat kapur (terbentuk saat zat menggeras dalam tubulus dan dikeluarkan), dan batu ginjal atau kalkuli. Urin encer berwarna kuning pucat, dan kuning pekat jia kental, urin segar biasanya jernih dan menjadi keruh juka didiamkan. Urin memiliki bau yang khas dan cenderung berbau ammonia jika didiamkan. Bau ini dapat berfariasi sesuai dengan diet ; misalnya, setelah makan asparagus. Pada diabetes yang tidak terkontrol aseton menghasilkan bau manis pada urin. Asiditas Atau Alkalinitas. pH urin berfariasi antara 4,8 sampai 7,5 dan biasanya sekitar 6,0. Tetapi juga tergantung pada diet. Ingesti makanan yang berprotein tinggi akan meningkatkan asiditas, sementara diet sayuran meningkatkan alkalinitas. Berat Jenis Urin. Berkisar sekitar 1,001 sampai 1,030 bergantung pada konsentrasi urine (Ethel ; 2003).
G.   PATOLOGI
                  Adapun beberapa patologis dari ginjal, yaitu (Pearce.2004) :
a.    Infeksi Ginjal
            Termasuk pielitis, pielonefritis, dan nefritis supuratif akut (jelas beda dengan nefritis akut). Dapat ditimbulkan oleh penyakit tuberkulosa atau penyakit ganas pada ginjal.
b.    Batu dalam kandung kencing
            Dapat terbentuk di tempat atau berasal dari ginjal, masuk ke dalam kandung kencing dank arena kandung kencing berkontraksi untuk mengeluarkan air kencing, maka batu tertekan pada trigonum yang peka itu, maka menyebabkan sangat sakit. Biasanya terdapat sedikit hematuria.
c.    Kegagalan ginjal
            Kegagalan ginjal yang akut dapat disebabkan nefritis akut oleh peracunan ginjal atau yang paling umum karena mengurangi darah.
d.    Diabetes Mellitus
            Kelainan metabolik dimana ditemukan ketidakmampuan untuk mengoksidasikarbohidrat, akibat gangguan pada mekanisme insulin yang normal, menimbulkan hiperglikemia, glkosuria, poliuria, rasa haus, rasa lapar, badan kurus, kelemahan, asidosis, sering menyebabkan dispnea,lipemia, ketonuria, dan akhirnya koma.
e.    Diabetes Insipidus
            Kelainan metabolik yang disebabkan defisiensi hormon antidiuretik, menyebabkan kegagalan reabsorpsi air pada tubulus dalam ginjal, menimbulkan pengeluaran urin dfalam jumlah besar, dan rasa haus yang hebat.
f.     Gout
            Kelompok gangguan metabolik purin dan pirimidin, ditandai dengan typhi yang menimbulkan serangan peradangan artfritis akut sendi paroksismal berulang biasanya mengenai sendi perifer tunggal, biasanya bereaksi baik dfengan kolkisin, dan biasanya diikuti dengan penyembuhan total; pada kasus yang lanjut juga dapat ditemui adanya hiperurisemia dan urolitiasis asa urat.

g.    uremia
            keseluruhan kumpulan tanda dan gejala gagal ginjal kronis.
h.    Asidosis Metabilok
            Gangguan dimana status asam basa bergeser ke sisi asam akibat kehilangan basa atau retensi asam nonkarbonat, atau asam tetap (tidak menguap).
i.      Asidosis Respiratorik
            Asidosis metabolik yang diakibatkan retensi karbon dioksida berlebihan dalam tubuh.



BAB III
METODE KERJA
A.   ALAT DAN BAHAN
Alatyang digunakanadalahbunsen,tabungreaksi, tabungsentrifuge, deg glass, objek glass,gelaskimia, piknometer, pipet, pot plastik, raktabung, sentrifuge, timbangananalitik.
            Bahan yang digunakanadalahaquadest,reagen benedict, kertas pH universal, urinepuasa(A) dan urine tidakpuasa(B), kertastimbang, dan tissue.
B.    PENGAMBILAN SPESIMEN (Anonim,2013)
1.    Urin Puasa
a.    Diambil urin baru, masukkan ke dalam pot plastic yang bersih dan kering.
b.    Pengambilan urin dilakukan saat probandus puasa selama 8 jam sebelum masuk laboratorium.
c.    Kemudian dilakukan pemeriksaan (meliputi mikroskopik, pH, bobot jenis dan glukosa).
2. Urin Sewaktu
a.    Diambil urin baru, masukkan ke dalam pot plastic yang bersih dan kering.
b.    Pengambilan urin dilakukan pada probandus yang tidak puasa dan dapat diambil kapan saja saat dilakukannya pemeriksaan.
c.    Kemudiandilakukan pemeriksaan (meliputi pemeriksaan mikroskopik, pH, bobot jenis dan glukosa).
C.   METODE PENGUJIAN(Anonim,2013)
1.    PemeriksaanFisikaUrin
a.    Pemeriksaan Warna Urin
Disiapkan alat dan bahan, ditampung sampel urin A (probandus puasa) dan urin B urin (probandus tidakpuasa) masing-masing sebanyak 200 ml ke dalam pot plastik dan diamati warna urin.
b.    Pemeriksaan BauUrin
Disiapkan alat dan bahan, ditampung sampel urin A (probandus puasa) dan urin B urin (probandus tidakpuasa) masing-masing sebanyak 200 ml kedalam pot pastik kemudian dicium bau yang ditimbulkan oleh urin.
c.    Pemeriksaan pHUrin
Disiapkan alat dan bahan, ditampung sampel urin A (probandus puasa) dan urin B urin (probandus tidakpuasa) masing-masing sebanyak 200 ml kedalam pot plastik kemudian dicelupkan kertas pH universal, diamati pH-nya kemudian dicatat.
d.    Pemeriksaan Bobot Jenis Urin
Disiapkan alat dan bahan, ditampung sampel urin A (probandus puasa) dan urin B urin (probandus tidakpuasa) masing-masing sebanyak 200 ml. Ditimbang piknometer kosong. Dipipet urin kedalam piknometer hingga mencapai mulut piknometer. Didinginkan hingga 250C dalam suhu kamar.Ditimbang berat piknometer + urin. Dicatat masing-masing bobotnya dan dihitung bobot jenis urin menggunakan rumus :
                                                Berat pikno dan urin – Berat pikno kosong
                        BJ Urin   =
                                                                        Volume urin
e.    Pemeriksaan Sedimen Urin(leukosit, eritrosit, dan kristal   asam urat)
Disiapkan alat dan bahan, sampel urin dimasukkan kedalam tabung sentrifuge sebanyak 20 ml lalu disentrifuge selama 10 menit dengan kecepatan 3000 rpm.Supernatannya dibuang dan diambil endapannya. Diteteskan di atas objek gelas. Diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 40x Digambar (eritrosit, leukosit, dan kristal asam urat).
2.    Pemeriksaan ZatOrganik (Glukosa)Urin
Dimasukkan 5 ml reagen benedict ke dalam tabung reaksi kemudian teteskan 8 tetes urin. Lalu dipanaskan diatas api bunsen selama kurang lebih 2 menit.Angkat dan kocok perlahan-lahan setelah itu amati warnanya.



BAB IV
TINJAUAN HASIL PRAKTIKUM
A. PERHITUNGAN DATA KLINIS
·         Hasil perhitungan Bobot jenis urin :
                          Berat pikno dan urin – Berat pikno kosong
BJ Urin   =
                                                Volume urin
Diketahui             :Berat pikno kosong (puasa)          = 29,6361gram
                               Berat pikno + urin  (puasa) = 79,5773gram
 Berat pikno kosong (tidakpuasa)= 32,3214gram
Berat pikno + urin  (tidakpuasa)  = 82,0203gram
Ditanya          : Berapa bobot jenis urin puasa dan urin sewaktu ?    
Penyelesaian     :
BJ UrinA =
= 0,9988gram/ml
BJ Urin B =
  = 0,9939 gram/ml
            Keterangan   :
            BJ Urin A       = BJ urin puasa
            BJ Urin B       = BJ urin tidakpuasa

B. PEMBAHASAN
Pemeriksaan urin merupakan pemeriksaan penyaring yang dipakai untuk mengetahui adanya kelainan di dalam saluran kemih yaitu dari ginjal dengan salurannya, kelainan yang terjadi di luar ginjal, untuk mendeteksi adanya metabolit obat seperti zat narkoba dan mendeteksi adanya kehamilan. Pemeriksaan urin meliputi pemeriksaan makroskopik, mikroskopik/sedimen dan kimia urin.
Penyakit ginjal dapat diketahui adanya kerusakan ginjal, saluran kemih seperti infeksi, radang, adanya trauma atau keganasan. Kelainan yang terjadi di luar ginjal juga dapat dideteksi dengan pemeriksaan urin, seperti adanya diabetes melitus (DM) dapat diketahui dengan pemeriksaan glukosa urin, hepatitis dengan memeriksa adanya bilirubin dalam urin; perdarahan saluran kemih dapat pula diketahui terutama yang belum terlihat warna merah dalam urin yang disebut mikrohematuria. Dengan adanya penyalahgunaan obat akhir-akhir ini dapat diketahui hasil metabolit obat narkotika di dalam urin.
Pemeriksaan urin meliputi pemeriksaan makroskopik, mikroskopik, danbobotjenis.
Tujuan dari pemeriksaan warna urineyaitu untuk menentukan warna yang ada pada urine. Warna dari urine menunjukan keadaan normal atau tidaknya urine.
Tujuandaripemeriksaanbau urine adalahuntukmengetahuibaudari urine dimanaterdiridaribauamoniak, ketonuriadanbaubusuk.
Tujuan dari pemeriksaan pH urine adalah untuk mengetahui derajat keasaman urin dalam hal ini menggunakan kertas pH universal.
Tujuan dari pemeriksaan bobot jenis urine adalah untuk menentukan kepekatan urin dengan mengukur bobot jenisnya. Makin kecil atau rendah bobot jenis makin besar diuresis dan sebaliknya.
Pemeriksaan sedimen urine bertujuan untuk mengamati komponen-komponen yang terdapat dalam urine seperti Kristal asamurat, leukositdaneritrosi. Pemeriksaan glukosa yaitu untuk memeriksa secara kualitatif adanya glukosa dalam urin.
Ciri-ciri dari urine normal adalah jumlahnya rata-rata 1-2 liter sehari, tetapiberbedadenganjumlahcairan yang masukkedalamtubuh. Banyaknya protein yang dikonsumsimakinbanyakjuga volume urine, sehingga tersedia cukup cairan yang diperlukan untuk melarutkan ureanya.
Urine yang normal warnanya bening agakkekuningantanpa endapan, terkadangjugaterdapat jonjot lendir tipis nampak terapung didalam urine. Baudari urine tajam dan reaksinya sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata-rata 6, serta berat jenis untuk orang dewasa berkisar dari 1,005 g/ml sampai 1,030 g/ml. Komposisidari urin normal terdiri atas air, urea dan natrium klorida.
Pada praktikuminidilakukanpemeriksaan urine yang meliputi pemeriksaan fisik (warna, bau, pH, bobot jenis, serta kandungan leukosit, eritrosit, dan kristal asam urat) dan pemeriksaan zat organik yaitu pemeriksaan glukosa pada urin probandus yang puasa dan urin probandus yang tidak puasa (sewaktu).
Cara kerja dari praktikum ini adalah disiapkan alat dan bahan, ditampung urine pada pot urine sebanyak 200 ml pada masing-masing pot urine yaitu urine probanduspuasadan urine probandustidakpuasa.
Pemeriksaan warna urin, dilakukan dengan cara mengamati urine yang terdapatdalammasing-masing pot urine yaitu urine probanduspuasadan urine probandustidakpuasakemudiandicatathasilpengamatan.
Pemeriksaanbau urine dilakukandengancara urine yang terdapatdalammasing-masing pot urine diciumyaitu urine probanduspuasadan urine probandustidakpuasa.
Sedangkan pada pemeriksaan pH urin dilakukan dengan cara mencelupkan kertas pH universal ke dalam masing-masing urin dari probandus yang puasa dan  probandus yang tidak puasa yang telah ditampung pada pot plastik, kemudian dicatat pH-nya.
Lalu dilakukan pemeriksaan bobot jenis urin dari sampel urin A (probandus yang puasa) dan sampel urin B (probandus yang tidak puasa), dimana urin yang digunakan masing-masing sebanyak 200 ml. Dan dilakukan dengan cara ditimbang piknometer kosong. Dipipet urin kedalam piknometer hingga mencapai mulut piknometer. Didinginkan hingga 25°C dalam suhu kamar. Ditimbang berat piknometer + urin.
Setelah itu dilakukan pemeriksaan sedimen urin yang dilakukan dengan cara sampel urin dari masing-masing urin probandus yang puasa dan urin probandus yang tidak puasa dimasukkan ke dalam tabung sentrifuge sebanyak 20 ml lalu disentrifuge selama 10 menit dengan kecepatan 3000 rpm. Supernatannya dibuang dan diambil endapannya. Diteteskan di atas objek gelas. Dan diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 40x, kemudian  diamati eritrosit, leukosit, dan kristal asam urat dari masing-masing urin.
kemudian dilakukan pemeriksaan zat organik yaitu pemeriksaan glukosa urin, yaitu dimasukkan 5 ml reagen benedict ke dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan 8 tetes urin. Lalu dipanaskan di atas api bunsen selama kurang lebih 2 menit. Angkat dan kocok perlahan-lahan setelah itu amati warnanya.Dari masing-masing pengamatan diperoleh hasil warna untuk urin                sewaktu (tidak puasa) yaitu kuning pekat dan memiliki bau obat urin. Sedangkan untuk urin puasa memiliki warna kuning jernih dan bau amoniak,  dan pH spesimen urin sewaktu dan puasa sama yaitu 6. Dimana untuk urin sewaktu warna dan bau yang dihasilkan tidak normal ini disebabkan karena probandus urin sewaktu (tidak puasa) sebelumnya telah mengkonsumsi obat  jadi itulah yang mempengaruhi warna dan bau urin yang dihasilkan, utnuk pHnya normal. Sedangkan untuk urin puasa, warna, bau dan pH adalah normal.
 Untuk hasil bobot  jenis urin yaitu untuk urin puasa diperoleh 0,9988 gram/ml, sedangkan untuk urin sewaktu (tidak puasa) yaitu 0,9939 gram/ml. Dari data ini, dapat dilihat  bahwa pada berat jenis urin puasa  dan sewaktu (tidak puasa) berada pada range berat jenis normal. Adapun interpretasi data untuk berat jenis dibawah 1,005 gram/ml adalah kemungkinan penyakit diabetes insipidus, banyak minum, penyakit ginjal, kekurangan dan kelebihan kalium dan untuk berat jenis diatas 1,026 gram/ml kemungkinan kurang minum, diabetes millitus, muntah, diare, dehidrasi. Adanya berat jenis yang lebih rendah dan lebih tinggi dari range normal dapat disebabkan adanya perbedaan besarnya diuresis dari setiap individu, dimana perbadaan diuresis ini dipengaruhi oleh makanan dan minuman yang dikonsumsi.
Pada pemeriksaan ada tidaknya eritrosit dan leukosit dalam urin dengan menggunakan pemeriksaan mikroskop, diketahui bahwa semua spesimen urin dari probandus yang puasa dan probandus yang tidak puasa  memiliki hasil yang negatif tetapi pada pemeriksaan kristal asam urat, urine sewaktu positif memiliki kristal asam urat lebih banyak dari pada urine puasa
Dan kemudian pada pemeriksaan glukosa urin mendapatkan hasil bahwa semua spesimen urin , baik dari spesimen urin dari probandus yang puasa dan spesimen urin dari probandus yang tidak puasa, hasilnya negatif.



BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan dapat disimpulkan  bahwa :
1.  Warna dan bau dari spesimen urin sewaktu normal karena warna dan bau yang dihasilkan adalah  kuning  dan berbau amoniak dengan pH 6. Sedangkan untuk urin puasa adalah normal karena warna yang dihasilkan yaitu kuning dengan bau amoniak,  dan pH 6.
2.  Untuk hasil berat  jenis urin yaitu urin puasa 0,9988  gram/ml. Sedangkan untuk urin sewaktu yaitu 0,9939 gram/ml. Artinya berat jenis kedua urin tersebut kuranglebihberada dirange nilai normal untuk orang dewasa.
3.  Pemeriksaan ada tidaknya eritrosit dan leukosit dalam urin dengan menggunakan pemeriksaan mikroskop, diketahui bahwa semua spesimen urin memiliki hasil yang negatif tetapi pada pemeriksaan kristal asam urat semua spesimen memiliki kristal asam urattetepidalamjumlahsedikit .
4.  Pada pemeriksaan glukosa urin mendapatkan hasil bahwa semua spesimen urin hasilnya negative

B.SARAN
Disarankan agar lebihdilengkapilagialatdanbahandalamlaboratorium demi kelancaranpraktikum.



DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2013. Tuntunan Praktikum Kimia Klinik. Universitas Muslim Indonesia: Makassar.

Coad,jane. 2006. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Bidan. Buku kedokteran EGC. Jakarta.

Kidhri Muh, 2004. Biomedik 1. Universitas Muslim Indonesia. Makassar.

Lefever Kee, Joyce. 1997. Buku Saku Pemeriksaan Laboratorium & Diagnostik dengan Implikasi Keperawatan. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta

Pearce, Evelyn., 2006. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Gramedia: Jakarta.

Sloane, Ethel. 2003. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Pemula. EGC Penerbit Buku Kedokteran.Jakarta.

Sutedjo, 2006. Buku Saku Mengenal Penyakit Melalui Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Amara Books: Jakarta.

Tjay,Tan Hoan. 2000. Obat-Obat Penting. PT Elex media kompotindo.Jakarta

Uliyah, Musrifatul, 2008. Keterampilan Dasar Praktek Klinik. Salemba Medika. Jakarta.

Wirawan,R. 2010. http://www.smallcrab.com/kesehatan/795-penilaian-hasil-pemeriksaan-urine. Jakarta. Diakses tanggal 15 juli 2011




LAMPIRAN


e.    Tabel hasil pengamatan

No

Spesimen

Pengamatan Urin
Warna
Bau
pH
bj
gr/dl
Eritrosit
Leukosit
Kristal urat
Glukosa
1
Urin puasa
Kuning tua
amoniak
6,5
1027,962
-
-
-
Negatif
2
Tidak puasa
Kuning muda
amoniak
6,5
1010,936
-
-
-
Negatif

Tidak ada komentar:

Posting Komentar